Jurnalis PBD Dipertemukan Jurnalis Papua Barat, Jejaki Bersama Museum BI yang Bertabur Sejarah dan Kenangan

waktu baca 3 menit
Sabtu, 11 Okt 2025 20:33 85 Redaksi

Jakarta, Sorong Today – Sebanyak 6 Jurnalis Papua Barat Daya (PBD) dipertemukan langsung bersama 6 jurnalis lainnya asal Papua Barat dalam rangkaian kegiatan Capacity Building yang telah digelar selama 3 hari lamanya pada Selasa (7/10/25) hingga Kamis (9/10/25) lalu di Jakarta dan Karawang Jawa Barat.

Rangkaian pelaksanan capacity building bagi jurnalis Papua Barat dan Papua Barat Daya tersebut diinisiasi langsung oleh Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Papua Barat.

Pelaksanaan capacity building ini telah dibuka secara resmi Kepala Divisi Relasi Media Massa dan Opinion Maker Departemen Komunikasi Bank Indonesia Dedy Irianto, didampingi Deputi Kepala Perwakilan BI Papua Barat Arif Rahadian.

Pada hari pertama kegiatan, capacity building dikemas dengan penyampaian materi Al for Journalism oleh Pemimpin Redaksi Kompas.com Amir Sodikin dan dilanjutkan dengan workshop menulis berita ekonomi oleh Wakil Pemimpin Redaksi Tirto.id Dwi Ayuningtyas.

Melenggang dihari ketiga pelaksanaan kegiatan capacity building, puluhan jurnalis PB-PBD mengikuti audiensi ke Divisi Relasi Media Massa dan Opinion Maker Departemen Komunikasi Bl guna meninjau ruang konferensi pers RDG dan membahas strategi komunikasi publik BI. 

Tak hanya itu, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 untuk melihat pameran UMKM dan produk halal unggulan, termasuk UMKM binaan KPw BI Papua Barat.

Menariknya pada hari sebelumnya, hari kedua capacity building, sebanyak 12 jurnalis asal Papua Barat dan Papua Barat Daya telah menjejaki bersama Museum BI yang bertabur sejarah dan dibanjiri sejuta kenangan didalamnya.

Dihari kedua pula itu, puluhan jurnalis mengunjungi Perum Peruri yang berlokasi di Karawang Jawa Barat untuk mengintip langsung proses percetakan uang kertas Rupiah dan sistem keamanan yang diterapkan.

Dalam kunjungannya di Museum BI, para jurnalis diajak menyusuri lorong waktu yang menyajikan koleksi mata uang dari abad ke-14 hingga masa kini, serta replika kegiatan perbankan masa lampau dalam bentuk patung lilin. 

Salah satu yang menjadi daya tarik utama yakni bangunan museum yang berdiri megah sejak tahun 1828 dan dirancang oleh arsitek ternama Belanda Eduard Cuypers dengan gaya neoklasik Eropa yang masih terawat hingga kini.

Terdapat beberapa fitur menonjol dari bangunan Museum BI ini yakni fasad yang megah dan menawan dengan memiliki detail arsitektur yang rumit.

Dalam Museum BI yang bertabur sejarah dan dibanjiri sejuta kenangan, memuat segudang kegiatan perbankan pada zaman dahulu, begitu banyak ruang yang ditata dengan penuh apik, runut sesuai masanya yang membuat puluhan jurnalis dengan mudah mengingat dan memahami hanya berdasarkan caption foto atau replika yang disuguhkan.

Bahkan visual patung lilin yang dipajang menggambarkan kegiatan perbankan masa Hindia Belanda cukup memanjakan mata jurnalis asal Papua Barat dan Papua Barat Daya itu.

Kegiatan capacity building ini tak hanya meningkatkan pemahaman jurnalis terhadap ekonomi nasional dan isu strategis BI, tetapi turut mempererat sinergi antarjurnalis dari Papua Barat dan Papua Barat Daya. Kolaborasi ini diharapkan berlanjut dalam pemberitaan yang lebih kritis, edukatif, dan konstruktif di masa mendatang.

Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mendukung penguatan kapasitas media massa sebagai mitra strategis dalam menjaga stabilitas informasi ekonomi kepada masyarakat luas. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA